TUGAS
I
P
A
Masalah
Lingkungan (kerusakan)
Nama : Risnawati
Kelas : XII. MM-2
Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 1 Selong
A. Masalah Lingkungan Secara Lokal (Kota Semarang)
Kota Semarang yang merupakan ibukota Propinsi
Jawa Tengah dapat digolongkan sebagai kota metropolitan. Secara administratif,
Kota Semarang terbagi atas 16 kecamatan dan 177 kelurahan. Luas
wilayah kota Semarang 373, 70 km2dengan jumlah penduduk pada tahun
2008 adalah sebesar 1.481.640 jiwa. Secara umum masalah lingkungan yang terjadi
di Kota Semarang antara lain penyebaran air payau (intrusi air laut), longsor
dan limbah cair, banjir dan rob.
1. Penyebaran Air Payau
Penyebaran Air Payau di Kota Semarang semakin
luas dan kadar garam semakin tinggi. Pemanfaatan air tanah di kawasan pantai
yang dilakukan berlebihan tanpa perhitungan akan menyebabkan air laut begitu
mudah meresap ke darat. Kondisi menyolok terjadi di sekitar Tawangasari,
Tambaklorog, Genuksari, Wonosari,Tambaksari, dan Bedono. Pada daerah-daerah
tersebut, sampai kedalaman 40 m air tanah sudah payau. Air tanah segar baru
didapat pada kedalaman lebih dari 60 m. Hampir semua air tanah dangkal di
kawasan Semarang, terutama sumur gali dengan kedalaman sampai 10 m memiliki
salinitas tinggi.
2. Banjir dan Rob
Banjir yang terjadi di Kota Semarang pada
umumnya disebabkan karena tidak terkendalinya aliran sungai, akibat kenaikan
debit, pendangkalan dasar badan sungai dan penyempitan sungai karena sedimentasi,
adanya kerusakan lingkungan pada daerah hulu (wilayah atas kota Semarang) atau
daerah tangkapan air (rechange area) serta diakibatkan pula
ketidakseimbangan input – output pada saluran drainase kota. Cakupan banjir
saat ini telah meluas di beberapa kawasan di kota Semarang, yang mencakup
sekitar muara kali Plumbon, Kali Siangker sekitar Bandara Achmad yani,
Karangayu, Krobokan, Bandarharjo, sepanjang jalan di Mangkang, kawasan Tugu
Muda – Simpang Lima sampai Kali Semarang, di Genuk dari Klaigawae sampai
perbatasan Demak.
Persoalan yang juga sering muncul adalah
terjadi air pasang laut (rob) di beberapa bagian di wilayah perencanaan yang
menjadi langganan genangan akibat rob. Saluran drainase yang mestinya menjadi
saluran pembuangan air ke laut berfungsi sebaliknya (terjadi backwater),
sehingga sistem drainase yang ada tidak dapat berjalan dengan
semestinya. Hal ini menjadi lebih parah bila terjadi hujan pada daerah
tangkapan dari saluran-saluran drainase yang ada. Sehingga terjadi luas
genangan yang semakin besar dan semakin tinggi.
3. Longsor
Daerah perbukitan di Kawasan Kota Semarang
rawan longsor. Tujuh dari 16 kecamatan di Kota Semarang memiliki titik-titik
rawan longsor. Ke tujuh kecamatan tersebut adalah Manyaran. Gunung Pati,
GajahMungkur, Temba;lang, Nglaiyan, Mijen, dan Tugu.Kontur Tanah di
kecamatan-kecamatan tersebut sebagian adalah perbukitan dan daerah patahan
dengan struktur tanah yang labil.
Pengertian tanah longsor adalah terjadinya
pergerakan tanah atau bebatuan dalam jumlah besar secara tiba-tiba atau
berangsur yang umunya terjadi di daerah terjal yang gundul serta kondisi tanah
dan bebatuan yang rapuh. Air hujan adalah pemicu utama terjadinya tanah
longsor. Ulah manusia pun bisa menjadi penyebab tanah longsor seperti
penambangan tanah, pasir dan batu yang tidak terkendalikan. Menurut organisasi
MPBI (Masyarakat Peduli Bencana Indonesia), gejala umum tanah longsor meliputi:
· Muncul retakan-retakan di lereng yang sejajr
denganarah tebing
· Muncul mata air secara tiba-tiba
· Air sumur di sekitar lereng menjadi keruh
· Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
B.
Masalah
Lingkungan Nasional
Keadaan dan masalah lingkungan pada tingkat
nasional didahului oleh uraian mengenai keadaan dan masalah kependudukan yang
secara global merupakan penyebab utama dan munculnya masalah lingkungan
tersebut. Masalah kependudukan di Indonesia ditandai oleh laju pertumbuhan
penduduk relatif masih tinggi, penyebaran penduduk belum berimbang, dan mutu
kehidupan penduduk secara umum masih perlu ditingkatkan.
Hal demikian dibarengi
oleh berbagai pola dan langkah pembangunan yang cenderung :
·
Merusak /mengganggu
sistem pendukung kehidupan manusia.
·
Menciptakan ancaman
dan bahaya buatan manusia dalam bentuk berbagai sumber bencana.
·
Berlanjutnya dampak
dan resiko lingkungan ini pada generasi masa datang
·
Makin lemahnya
struktur dan fungsi organisasi sosial masyarakat dalam berperan serta dalam
mendukung kegiatan pembangunan maupun mengelola lingkungan
Masalah lingkungan
nasional (lokal) yang ditimbulkan juga menimbulkan kerusakan pada alam yaitu:
1. Kerusakan Hutan Tropis
Kerusakan disebabkan penjarahan yang dilakukan
secara terang-terangan menyebabkan hutan-hutan rusak parah. Di samping
penjarahan kerusakan juga diakibatkan karena kebakaran baik karena faktor alam
maupun ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.
2. Kerusakan Terumbu Karang
Terumbu karang adalah suatu tumbuhan dan hewan
yang berada di daerah perairan laut dangkal.
Fungsi terumbu karang
sebagai;
· Penahan gelombang sehingga erosi tepi pantai
dapat dikurangi.
· Tempat tumbuhnya berbagai macam zooxantellae
dan alga, sehingga pada siang hari menghasilkan O2 yang
diperlukan ikan dan makhluk hidup di bumi, sertadapat disajikan taman laut yang
paling mengesankan.
· Sumber penghasilan dan makanan bagi masyarakat
pesisir karena potensi perikanan terumbu karang mempunyai nilai ekonomi yang
tinggi.
Kerusakan terumbu karang sampai kedalaman 3 m
di Indonesia sangat menghawatirkan. Kegiatan manusia yang menyebabkan kerusakan
terumbu karang antara lain penangkapan udang atau ikan dengan merusak karang,
pengambilankarang untuk bangunan, pembersihan karang dan perairan pantai untuk
keperluan pariwisata. Dengan rusaknya terumbu karang maka fugsi terumbu karang
sebagai penahan gelombang, tempat tinggal banyak organism, potensi ekonomi dan
pariwisata jelas terganggu.
3. Kerusakan Hutan Bakau
Hutan bakau atau lebih dikenal dengan mangrove adalah
hutan yang tumbuh sepanjang daerah, pantai atau sekitar muara sungai dan sangat
dipengaruhi pasang surut air laut. Tempat Indonesia sebagai negara kepulauan
dengan garis pantai sepanjang 81.000 km, memilki hutan mangrove yang
sangat luas. Menurut data hutan mangrove Indonesia
diperkirakan 3,6 milyar hektar khusunya disepanjang pantai timur Sumtera,
pantai Kalimantan dan Irian Jaya.
Fungsi Hutan Bakau
(Reksodihardjo dan Lilley, 1996) adalah sebagai berikut:
·
Hutan Bakau merupakan
sumber daya yang kaya baik dalam hal penyedia tempat tinggal bagi bintang air
seperti ikan, udang dan penyedia kayu atau pemanfaatan daun bakau bagi binatang
ternak.
·
Selama proses
pembusukan, hutan bakau menjadi sumber makan utama untuk moluska, kepiting,
cacing dan binatang-binatang kecil lainnya.
·
Sebagai pelindung dan
stabilisator garis pantai dan bahaya abrasi.
·
Sebagai pengikat
lumpur dalam pembentukan lahan
Kerusakan hutan bakau yang utama adalah alih
fungsi hutan bakau tersebut menjadi daerah tambak (Kep. Karimunjawa, Cilacap),
daerah pemukiman (Tanah Mas Semarang),perluasan objek wisata atau rekreasi.
Belum lagi penebangan hutan bakau sebagai kayu bakar atau bahan bangunan.
Polusi minyak juga mengancam tumbuhnya hutan bakau.
C.
Masalah
Lingkungan Secara Global
Masalah lingkungan saat ini menjadi salah satu
isu yang paling sering dibahas baik oleh pemerintah, peneliti maupun badan
organisasi di level internasional maupun lokal. Beberapa masalah lingkungan
global anatara lain:
1. Perubahan Iklim (Pemanasan Global)
Dampak Perubahan Iklim Laporan “Climate Change
2007: Climate Change Impacts, Adaptation and Vulnerability” memuat dampak
perubahan iklim yang sudah dan yang mungkin akan terjadi di masa depan. Salah
satu kesimpulannya, pemanasan global akan memberi dampak negative yang nyata
bagi kehidupan ratusan juta warga di dunia. Salah satunya adalah meningkatnya
suhu permukaan bumi sepanjang lima tahun mendatang. Ini akan mengakibatkan
gunung es di Amerika Latin mencair. Dampaknya panen gagal, yang hingga tahun
2050 membuat 130 juta penduduk dunia terutama di Asia mengalami kelaparan.
Pertanian gandum di Afrika juga bernasib sama. Pemanasan global juga membuat
permukaan laut meningkat, lenyapnya beberapa spesies dan bencana nasional yang
makin meningkat. 30% garis pantai di dunia lenyap pada 2080. Lapisan es di
kutub mencair hingga terjadi aliran air di Kutub Utara dan membuat Terusan
Panama terbenam.
2. Penipisan Lapisan Ozon
Berlubangnya lapisan ozon sebagian besar
disebabkan oleh CFC (Chlorofluorocarbons), HCFC (Hydrochlorofluorocarbons), HFC
(Hydrofluorocarbons), dan PFC (Perfluorocarbon). Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang, karena tidak
bereaks, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berbahaya. Banyak di gunakan
untuk mengembangkan busa kursi, untuk AC, pendingin lemari es dan penyemprot
rambut.Tetapi, ternyata ada
juga keburukan dari gas ini.
Peristiwa berlubangnya ozon karena CFC melalui
urutan sebagai berikut: CFC terlepas dari sumber dan naik ke stratosfer , sinar
matahari memecah CFC sehingga menjadi atom klorin yang kemudian menjadi
penyebab rusaknya lapisan ozon. Berlubangnya lapisan ozon mengakibatkan semakin
banyak radiasi yang mencapai permukaan bumi. Untuk manusia, paparan
sinar UV yang berlebihan mengakibatkan kanker kulit, katarak, dan memperlemah
sistem kekebalan tubuh. Peningkatan radiasi UV juga
mengakibatkan berkurangnya hasil panen dan gangguan pada
rantai makanan di laut.
3. Efek Rumah Kaca
Apabila kadar CO2 di atmosfer berlebihan dan
tidak dapat segera di ubah menjadi oksigen oleh tumbuhan karena banyak hutan
dunia yang di tebang setiap tahunnya, maka CO2 beserta debu akan membentuk
lapisan seperti kaca, sehingga sinar ultra violet dari cahaya matahari yang
masuk ke bumi yang mengenai tanah akan di pantul kan kembali ke atmosfer dan di
pantul kan kembali oleh lapisan CO2 yang telah terbentuk di atmosfer kembali ke
bumi dan demikian seterusnya peristiwa ini di sebut sebagai efek rumah kaca (green
house). Sehingga suhu bumi akan meningkat atau terjadi global
warming.
4. Hujan Asam
Hujan Asam adalah istilah yang secara luas
digunakan untuk campuran materi asam nitrit dan asam sulfit baik secara basah
dan kering dari atmosfer melebihi jumlah normal. Penyebab atau unsur kimia
pembentuk dari hujan asam berasal dari sumber-sumber alami seperti
kegiatan vulkanik dan vegetasi yang terurai, maupun yang diakibatkan oleh
aktivitas manusia yang terutama berasal dari sulfur dioksida (SO2)
dan nitrogen oksida (NO2) berasal dari pembakaran bahan bakar
fosil. “Gas ini dapat bereaksi dengan gas NO2 dan air
hujan dan menyebabkan terjadinya hujan asam”, sebagaimana dikutip dalam Edrian Dwa Wadhissa & Muhammad
Mustolihudin blog.
Hujan ini mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan
tanah mati, produksi pertanian merosot, besi dan logam mudah berkarat, serta
bangunan-bangunan jadi cepat rusak. Pada area dengan cuaca kering, unsure
kimia asam dapat berupa debu atau asap dan jatuh ke tanah dalam bentu deposisi
kering, menempel ke tanah, gedung, rumah, mobil dan pepohonan. Partikel gas dan
padat bersifat asam ini dapat terbilas air hujan dan jatuh sebagai air limpasan
yang mengandung asam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar